Cover Akses Info Masalah dalam Pekerjaan dan Solusinya

9 Masalah dalam Pekerjaan dan Solusinya

Masalah dalam pekerjaan dan solusinya – Dalam dunia kerja, permasalahan pekerjaan dengan rekan kerja merupakan hal yang lumrah. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui cara mengidentifikasi permasalahan di tempat kerja dan solusinya.

Namanya pekerjaan, tapi tentu saja tidak selalu menyenangkan. Bahkan ketika kita bekerja di dunia yang kita sukai, selalu saja ada hal yang membuat kita stres, entah itu target KPI atau masalah dengan rekan kerja.

Kalau masalah tidak segera diatasi, masalah bisa merembet ke mana-mana lho! Ketika hubungan Anda dengan rekan kerja menjadi canggung, pekerjaan selesai terlambat, jam kerja menjadi tidak produktif, dan ketika harus berhadapan dengan orang bermasalah lagi, Anda menjadi malas dan suka menunda-nunda.

Oleh karena itu, selain menekuni keahlian di bidang masing-masing, penting juga bagi kita untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah.

Apa saja permasalahan di tempat kerja dan solusinya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Masalah dalam Pekerjaan dan Solusinya

1. Miskomunikasi

Missed Communication atau disebut juga dengan kesalahpahaman merupakan masalah yang sering terjadi di kantor.

Maksudnya si A apa, tapi B ketahuan rekannya? Pada akhirnya, pekerjaan belum selesai dan Anda menjadi kesal dengan rekan kerja Anda.

Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mendiskusikannya langsung dengan rekan kerja. Siapa tahu masalahnya mungkin kita salah menyampaikannya sehingga menyebabkan rekan-rekan kita bereaksi berbeda.

Walaupun kita merasa agak malas berinteraksi dengan rekan kerja, suka atau tidak suka kita perlu berkomunikasi. Soalnya, orientasi dan fokus kita adalah meningkatkan pertumbuhan bisnis, bukan hanya ego kita sendiri saja ya!

2. Terlalu Banyak Beban Kerja

Masalah beban kerja yang berlebihan biasanya terjadi pada perusahaan-perusahaan start-up. Karena jumlah pekerja yang masih sedikit, satu orang akhirnya bisa menangani dua hingga tiga jenis pekerjaan.

Di satu sisi, hal ini bisa menambah pengalaman kita. Namun disisi lain, kita juga akan kewalahan. Jika hal seperti ini terus berlanjut, maka akan ada banyak pekerjaan yang mungkin saja menjadi terbengkalai.

Untuk mengatasinya, Anda dapat mencoba berbicara dengan supervisor atau manajer Anda. Kemudian, buatlah daftar tugas bersama manajer Anda untuk menentukan prioritas pekerjaan. Jadi kedepannya pekerjaan Anda akan lebih terstruktur.

3. Serangan Pribadi

Biasanya masalah ini bermula karena miskomunikasi yang tidak terselesaikan. Jika masalah miskomunikasi tidak terselesaikan, dua atau lebih karyawan yang berkonflik dengan cepat mulai tidak menyukai satu sama lain.

Nah, disinilah biasanya percikan konflik muncul. Dari mereka yang sebelumnya mempertanyakan pekerjaan, mulai menyerang kepribadian masing-masing karyawan, biasanya serangan pribadi diawali dari gosip dari rekan kerja.

Contohnya:

  • “Pantas saja jika kamu tidak melakukan pekerjaan dengan baik, karena kamu hanya berkencan!”
  • “Pada saat aku mendapatkan dikritik karena telah bekerja selama berjam-jam, maka aku mempunyai alasan yakni selesai kerja, aku harus mengurus anak-anakku!”
  • “Ah, pantas saja kamu itu cepat dipromosikan, karena kamu orangnya rajin mencari wajah!”

Memang benar pemikiran orang lain terhadap kita tidak bisa dikendalikan, namun kita bisa melakukan beberapa upaya untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya:

  • Bicaralah secara pribadi kepada orang-orang yang mempunyai masalah dengan kita. Harapannya, hal ini bisa menyelesaikan kesalahpahaman tersebut.
  • Siapkan SOP sistem kerja agar meskipun ada masalah pribadi dengan seseorang, masalah pekerjaan tidak terganggu
  • Percayakan HR atau manajer Anda agar bisa memfasilitasi mediasi

4. Pemimpin Kurang Transparan

Di beberapa perusahaan, kita mungkin melihat pemimpin yang tiba-tiba mengambil keputusan dan mempengaruhi beban kerja kita.

Pemimpin dari level supervisor hingga level CEO, memang benar bahwa pemimpin mempunyai kekuasaan untuk mengambil keputusan, namun hal ini akan berdampak pada berkurangnya kepercayaan karyawan terhadap atasannya.

Jadi jika Anda menduduki posisi manajer, supervisor, direktur atau CEO, usahakan terbuka dengan bawahan Anda. Selama pertemuan stand-up mingguan atau pertemuan balai kota Anda dapat mengumumkan hasil kerja dan rencana kerja Anda.

Jika Anda masih di level staf, cobalah komunikasikan hal ini kepada manajer yang levelnya paling dekat dengan Anda dan minta dia lebih terbuka kepada bawahannya.

5. Karir Tidak Berkembang

Pernahkah Anda merasa bosan di kantor karena tidak berkembang? Arti “tidak berkembang” di sini bisa beda-beda! Misalnya jabatannya masih ada, gajinya tidak naik, atau pekerjaannya sama saja.

Untuk mengatasi masalah dalam pekerjaan dan solusinya yang bisa Anda coba, antara lain:

  • Meminta atasan untuk melakukan tes kenaikan pangkat (jika memungkinkan)
  • Meningkatkan keterampilan
  • Melamar pekerjaan di tempat lain

6. Jabatan yang Dapat Diberhentikan

Beberapa bulan terakhir ini kita sering mendengar teman-teman sekelas pekerja terkena dampak PHK di perusahaannya.

Alasan perusahaan biasanya menggunakan hal ini adalah karena efisiensi keuangan perusahaan. Kita mungkin tidak terkena dampak PHK hari ini, namun bagaimana jika besok giliran kita yang terkena dampaknya?

Kita tidak bisa mengendalikan kondisi perekonomian, namun kita bisa meminimalisir risiko terkena PHK dengan meningkatkan keterampilan atau upskilling.

Peningkatan keterampilan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, bukan? Mulai dari belajar mandiri melalui internet (yang berhubungan dengan pekerjaan), melanjutkan studi, mengikuti kursus atau mengikuti boot camp.

Sehingga ketika gelombang PHK datang, perusahaan akan berpikir dua kali untuk memasukkan nama Anda ke dalam daftar karena tingkat keahlian Anda sudah tinggi atau meningkat banyak.

Sekalipun Anda termasuk dalam daftar PHK, keterampilan dan sertifikasi yang Anda miliki akan memudahkan Anda mencari pekerjaan baru.

7. Evaluasi Pekerjaan yang Buruk

Hal ini sering terjadi di dunia kerja. Mungkin kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun menurut atasan kami, hasilnya tidak sesuai harapan.

Jika hal ini terjadi, jangan berpikir buruk dulu tentang atasanmu, ya! Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mempelajari terlebih dahulu penilaian supervisor terhadap pekerjaan kita.

Jika ukuran penilaian bersifat objektif dan berdampak pada kinerja perusahaan, kita perlu melakukan refleksi terhadap pekerjaan kita sendiri.

Kemudian pelajari dan per dalam bidang tempat Anda bekerja saat ini. Jika perlu, mintalah masukan dari atasan agar kinerja kita bisa ditingkatkan, jika kamu belajar dengan serius, nilaimu pasti akan meningkat!

8. Tidak Puas dengan Kebijakan Perusahaan

Salah satu permasalahan di dunia kerja yang sering mengganggu kita adalah munculnya kebijakan-kebijakan perusahaan yang ‘berbahaya’ bagi kita.

Misalnya tiba-tiba tidak ada kenaikan gaji, penerapan WFO 100%, sistem kerja yang rumit, birokrasi reimbursement yang rumit, dan lain sebagainya. Manajemen perusahaan mempunyai kekuatan yang sulit ditolak jika kita hanya menjadi karyawan biasa.

Apa yang bisa kita lakukan dalam kasus ini adalah memberikan kepercayaan kepada HRD. Saat melampiaskan, jangan lupa memberikan argumentasi yang obyektif agar manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan usulan kita.

Misalnya kita tidak suka dengan kebijakan WFO 100%, atau bekerja di kantor. Jika kita berbicara dengan HR, kita bisa mengatakan bahwa kita menjadi lebih produktif ketika kita bekerja dari rumah, sedangkan sebaliknya ketika kita berada di kantor.

Karena manajemen biasanya ingin karyawannya produktif dan menghasilkan lebih banyak keuntungan bagi perusahaan, argumen seperti ini dapat dipertimbangkan.

9. Tidak ada Keseimbangan Kehidupan Kerja

Mengejar target seringkali memaksa banyak karyawan untuk bekerja lembur hingga tengah malam. Hal ini akan mengganggu waktu istirahat dan menghalangi kita melakukan banyak hal di luar pekerjaan.

Solusi terhadap permasalahan ini ada dua macam, yaitu solusi eksternal dan internal. Solusi internalnya adalah kita perlu membuat jadwal aktivitas sehari-hari mulai dari bangun tidur, daftar prioritas pekerjaan per hari, hingga tujuan menyelesaikan suatu pekerjaan.

Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh pekerjaan terlaksana sesuai jadwal. Sementara itu, koordinasi dengan rekan-rekan dari luar perlu kita perkuat.

Mulai dari membagi pekerjaan, membatasi pekerjaan per hari, hingga menyusun langkah-langkah strategis agar tujuan KPI tim tercapai tanpa mengorbankan jam istirahat.

Itulah beberapa masalah dalam pekerjaan dan solusinya. Sudahkah Anda menemukan solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan tersebut di kantor?

Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar karir? Kunjungi situs aksesinfo.my.id dan temukan beberapa lowongan kerja serta artikel bermanfaat yang bisa menambah pengetahuan Anda!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *